Sabtu, 11 April 2015

Bakpia Kencana - Bakpia Khas Kota Gudeg


Panas terik menyinari langit Borobudur. Haus dan perut keroncongan ? Sudah barang tentu. 

So.... saatnya men ‘charge’ tubuh biar tetap fresh dan semangat untuk rangkaian penjelajahan berikutnya...  Apalagi ini sudah tengah hari, waktunya makan siang. 

It’s lunch time.... don’t be late !

Dengan menumpang tiga bus ‘pasukan’ studi tour kelas 5 SDN Kauman 1 Malang meninggalkan candi Borobudur. 

Kini sedang meluncur di jalan raya Magelang sekitar kilometer 23. Bersiap hendak ‘menyerbu markas’ Baledono. 
Sebuah resto yang representatif dan cukup enak.... Sebuah resto yang merangkap dapur pembuatan bakpia.

Bak gayung bersambut, ‘pasukan’ Baledono sudah menyiapkan amunisi. Makanan yang menggugah selera dan minuman segar sudah digelar untuk meredam ‘gempuran’ pasukan SDN Kauman 1. 

Celoteh riang dan canda tawa mewarnai penyerbuan di siang bolong ini. ‘Operasi babat habis’ yang mengesankan, hehehe....
















Open Kitchen, demikian konsep dapur pembuatan bakpia yang berada di samping resto.

Dari balik kaca kita bisa melihat dan menyaksikan kegiatan ‘step by step’ pembuatan bakpia. Harum aromanya melayang terbawa angin menggelitik selera.





Barisan si imut yang ‘leyeh leyeh’ begitu menggoda untuk diraih...

Sudah bisa dibayangkan betapa nikmatnya menyantap si imut selagi hangat !










Inilah nantinya yang hendak ‘dikorek’ para ‘jurnalis kecil’ sebagai bahan laporan studi tour, “Cara Pembuatan Bakpia”.


Ada ungkapan, “Tak kenal maka tak sayang...."

Ya, memperkenalkan makanan  khas suatu daerah kepada anak anak kita. Mengetahui dan melihat langsung cara pembuatan nya. Apalagi tidak sekedar disuka namun gaungnya terkenal sampai keluar daerah....

Salah satu contoh adalah bakpia ini. Siapa yang nggak kenal ? Siapa yang  nggak pernah melahap nya ? 

Kue imut manis nan gurih dengan isian kacang hijau nan lembut menggelitik lidah. Dengan Rp.35.000,- kita sudah bisa mendapatkannya dengan aneka varian rasa. Sesuai selera. Waw... Iming iming.... Marahi kemlecer wae ! 

Ingat, jangan karena bentuknya yang imut lantas disantap dengan sekali suap namun nikmati lezatnya di tiap gigitan, dari gigitan yang satu beralih ke gigitan berikutnya....  Nyaem.... nyaem.... nyaem....

Dengan antusias dan penuh semangat para jurcil (jurnalis kecil) kita sibuk memperhatikan cara pembuatan bakpia. 

Sesekali mencatat di lembar kerja yang berada di tangannya. Berikutnya ‘ngerecoki’ para pramuniaga dengan pertanyaan pertanyaan seputar ‘si imut ‘ , tanpa melihat sikon kalau si pramuniaga sendiri sedang repot melayani pesanan pembeli.... 




Hahaha, dasar anak anak.... 
Sukanya nyelonong aja kalau sudah ada maunya. 
Syukurlah mas ganteng dan mbak ayu tetap sabar dan telaten meladeni pertanyaan pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Matur nuwun nggih mas, mbak....


Bakpia hangat.... bakpia fresh from the oven sudah aman bersama kami. Kami bawa sebagai teman di perjalanan.... Kami bawa sebagai oleh oleh buat keluarga di rumah. 



Bila ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi, Bila umurku panjang bolehlah kita berjumpa lagi. 


Selamat tinggal Borobudur.... Selamat tinggal Magelang....




Go Go Go.... Kauman Go.... !

Check this out, please.... Our visit @ Candi Borobudur,
http://ensudoskop.blogspot.com/2015/04/candi-borobudur-world-heritage-site.html

Magelang, Selasa Wage, 31 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar