Sabtu, 09 Mei 2015

Jumat Mubarok @ Masjidil Haram


Tidak terasa sudah menginjak hari Jumat lagi. Saatnya bagi umat muslim untuk menunaikan sholat jumat, sholat wajib berjamaah di masjid. 
Lantunan merdu suara adzan belum lama selesai berkumandang.  Para jamaah masih berdatangan. Ada yang dengan berjalan kaki, ada pula yang mengendarai kendaraan.

Para jamaah yang masih terus mengalir masuk
meski di dalam sudah padat
Semakin lama semakin banyak. Rasa-rasanya masjid ini tidak muat untuk menampung jamaah yang mengalir masuk, mencari tempat yang kosong di dalam. 

Saya sendiri sempat was-was, kawatir kalau-kalau tidak mendapatkan tempat. 
Alhamdulillah, akhirnya dapat juga meskipun tidak terlalu longgar. Yang penting masih bisa muat untuk kami, saya, pak Tarwanto, pak Rusdi dan pak Saiful. Tidak menunggu lama kami pun langsung menggelar sajadah yang kami bawa.

Imam sholat jumat mulai menyampaikan mukadimah ceramah, yang memang dilafalkan dalam bahasa Arab. Entah mengapa saya merasa mengantuk. Tidak terasa kepala perlahan tertunduk. Mata mulai terpejam... namun masih bisa mendengar. Kondisi tidur ayam, begitu orang-orang bilang.
Suasana di dalam masjid yang penuh sesak 

Saya merasa ada yang aneh. Ceramah sudah berjalan cukup lama tetapi kok masih memakai bahasa Arab, tidak berganti dengan bahasa Indonesia seperti yang biasa saya dengarkan.

Dalam kondisi setengah sadar dengan lirih saya bertanya, 
“Pak Tar, ceramahnya kok pakai bahasa Arab sih. Kita kan jadi nggak ngerti isi ceramahnya”
“Kayak di Saudi ae pakai bahasa Arab terus”, lanjutku dengan mata masih terpejam.
Hening sesaat.
“Mas...., kita kan memang lagi di Saudi”, jawab pak Tar singkat dengan nada geli.
Aku masih terdiam. Pikiranku belum respon, layaknya ikan belum tersangkut kail. “Di  Saudi...?”, aku membatin... 
Kesadaranku beranjak pulih. Mataku sontak terbuka. Kulihat sajadahku. Perlahan kudongakkan kepala. Bukan tembok yang aku saksikan, bukan pula imam yang sedang memberikan ceramah... melainkan bangunan Kabah. 
Ya..., Kabah dengan kiswah hitamnya yang anggun dan indah.

Allahu Akbar, Baitullah ada di depan mata
Subhanallah... 
Apakah aku bermimpi ?  Di hadapanku memang bediri anggun bangunan Kabah. Berarti... berarti saya ada di Masjidil Haram. Masjid yang besar nan megah lagi indah dengan kabah di tengahnya.

Masjid agung yang dirindukan semua umat muslim di seluruh dunia... 

Rindu untuk kembali lagi selagi nafas masih dikandung badan. Bersua kembali dengan Baitullah... 

Suatu anugerah tersendiri bisa melaksanakan sholat jumat maupun sholat fardhu berjamaah dengan menyaksikan kiblat dihadapan mata. Sebuah kenikmatan yang tiada taranya...

“Ya Allah lapangkanlah jalan saudara-saudara kami sehingga dapat menginjakkan kaki ke tanah suci, seperti halnya kami yang sudah Engkau perkenankan menjadi tamu Mu, semata-mata hanya untuk beribadah kepada Mu. Aamiin Ya Rabbalalamin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar