Sabtu, 03 Januari 2015

Asyiknya Naik Kereta Api



Naik kereta api tut tut tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung Surabaya boleh lah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik keretaku tak berhenti lama


Amboi... Sungguh ceria iramanya. Lirik nya pun sederhana dan mudah di ingat.  Sebuah lagu anak anak yang masih melekat kuat di ingatanku meskipun telah bertahun tahun berlalu. Memang mengasyikkan naik kereta api. Melihat pemandangan yang indah menyejukkan hati. Deretan sawah hijau menghampar. Nyiur melambai lambai. Pohon pohon riang berkejaran. Makin lengkap dengan gemuruh suara roda kereta api yang berirama.

Saat ini saya dan para bapak ibu wali murid sedang berada di dalam gerbong kereta api Panataran jurusan Malang Blitar. Mengikuti rombongan murid murid SDN Kauman 1 Malang yang hendak studi wisata ke Candi Panataran dan Makam bung Karno
Matahari ku ada di antaranya, duduk di pinggir dekat jendela. Keceriaan terpancar dari raut mukanya, sama seperti wajah teman teman nya yang lain juga. Senda gurau, gelak tawa menyelingi obrolan mereka. Suasana riang gembira menyelimuti seluruh gerbong. Pantas saja mereka demikian antusias dan bersemangat karena inilah kali pertama mereka naik kereta api beramai ramai dengan teman sekolah. 















Perjalanan kembali ke malang juga tidak kalah seru. Seharian setelah berkeliling kompleks candi yang  demikian luas dan masih ditambah dengan kunjungan ke makam bung Karno tidak menyurutkan semangat mereka semua. 
Tidak ada wajah wajah murung. Tidak nampak wajah wajah kelelahan. Senda gurau masih tidak lepas dari tingkah mereka yang enerjik. Malahan masih sempat sempatnya nanggap pengamen yang kebetulan lewat. Minta dinyanyikan beberapa lagu yang salah satunya sedang ngetop, Bukak Sitik Jos. Dan... astaga..., mereka semua dengan spontan dan serentak ikut menyanyikannya !  Kami hanya bisa geleng geleng kepala menyaksikan aksi yang luar biasa ini. 



Ya, sekarang ini naik kereta api benar benar berbeda suasananya dibandingkan sebelumnya. Penumpang yang berjubel tidak akan dijumpai lagi. Para penumpang duduk sesuai dengan nomor kursi masing masing. Kini pembelian tiket kereta api harus sesuai dengan nama calon penumpang, mirip seperti pembelian tiket pesawat. Jadi para penumpang sudah tidak bisa seenaknya apalagi sampai berebut tempat duduk. Begitu juga halnya dengan pedagang asongan dan pengamen.

Jumlah mereka yang boleh berdagang di dalam gerbong dibatasi. Memang demikianlah semestinya. Jangan sampai mematikan mata pencaharian mereka. Apalagi keberadaan pedagang asongan dan pengamen memberikan warna tersendiri. Mereka membuat suasana kereta api kelas ekonomi seperti ini menjadi lebih hidup. Dengan adanya penertiban akibatnya sudah bisa ditebak. Suasana di dalam gerbong menjadi lebih aman dan nyaman. Apalagi tiap gerbong telah dilengkapi dengan pendingin udara (AC) !
Ayo kita naik kereta api beramai ramai... !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar